Keterbatasan Akal Manusia
Ajaran Islam sangat relevan dengan perkembangan zaman dan sangat masuk akal. Namun tidak semua ajaran atau prinsip-prinsip dalam Islam itu harus sesuai dengan akal manusia. Ada beberapa hal dalam ajaran Islam yang wajib kita imani secara mutlak tanpa harus dicocokkan dengan logika terlebih dahulu. Misalnya terkait dengan hal-hal yang sifatnya ghaib, yaitu Syurga dan neraka, hari kiamat, hari akhirat dan lain sebagainya. Dalam hal tersebut kita wajib mengimani dengan penuh keyakinan.
Salah satu contoh syariat Islam yang tidak melulu harus disesuaikan dengan logika atau penalaran manusia adalah terkait dengan masalah wudhu. Seandainya semuanya harus masuk akal, maka ketika kita kentut yang dibasuh duburnya, bukan mukanya, telapak tangannya, dan seterusnya. Dalam berwudhu tidak ada ritual membasuh dubur. he...he... Jadi bagi mereka yang masih mendewakan akal, segeralah bertaubat. Ketahuilah bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala itu berbeda dengan manusia. Karena, "....tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (QS. Al Ikhlas Ayat 4).
Pengetahuan manusia sangat terbatas dan tidak ada apa-apanya dengan pengetahuan Allah 'Azza wa Jalla. Maka jangan mencoba mengkritisi sebagian atau keseluruhan ajaran Islam karena dianggap tidak sesuai dengan pemikiran manusia. Perlu digaris bawahi bahwa ajaran islam itu sangat masuk akal, namun tidak semua ajaran islam itu harus sesuai dengan pemikiran manusia.
Salah satu ayat yang menjelaskan tentang ketidaksesuaian fikiran atau pendapat manusia dengan apa yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah surat Al Baqarah ayat 216 berikut ini :
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Al Baqarah: 216)
Wallohu a'lam bish Showwab
Salah satu contoh syariat Islam yang tidak melulu harus disesuaikan dengan logika atau penalaran manusia adalah terkait dengan masalah wudhu. Seandainya semuanya harus masuk akal, maka ketika kita kentut yang dibasuh duburnya, bukan mukanya, telapak tangannya, dan seterusnya. Dalam berwudhu tidak ada ritual membasuh dubur. he...he... Jadi bagi mereka yang masih mendewakan akal, segeralah bertaubat. Ketahuilah bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala itu berbeda dengan manusia. Karena, "....tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (QS. Al Ikhlas Ayat 4).
Pengetahuan manusia sangat terbatas dan tidak ada apa-apanya dengan pengetahuan Allah 'Azza wa Jalla. Maka jangan mencoba mengkritisi sebagian atau keseluruhan ajaran Islam karena dianggap tidak sesuai dengan pemikiran manusia. Perlu digaris bawahi bahwa ajaran islam itu sangat masuk akal, namun tidak semua ajaran islam itu harus sesuai dengan pemikiran manusia.
Salah satu ayat yang menjelaskan tentang ketidaksesuaian fikiran atau pendapat manusia dengan apa yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah surat Al Baqarah ayat 216 berikut ini :
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Al Baqarah: 216)
Wallohu a'lam bish Showwab
Post a Comment for "Keterbatasan Akal Manusia"