Bicara Dengan Tulisan Ternyata Lebih Tajam Dari Lisan
Berdiskusi di forum-forum online ataupun di media sosial seringkali menimbulkan debat kusir yang yang tak berujung. Emosipun kadang bisa tersulut jika arena diskusi semakin memanas dan tak ada titik temu dengan lawan diskusi.
Menurut pengamatan saya, kebanyakan orang lebih mudah tersulut emosi dalam diskusi/debat online lewat tulisan, ketimbang debat face to face. Karena ternyata bahasa tulisan lebih sensitif dari pada bahasa lisan. Orang bisa tersinggung dan emosi ketika membaca tulisan-tulisan kita, padahal bisa jadi kita menulisnya dengan senyum-senyum. Kalau kita tak pandai-pandai mengolah kata untuk mengekspresikan gaya bicara lewat tulisan, maka pertikaian pun dengan mudah terjadi.
Tulisan yang kita buat akan lebih memiliki tingkat sensifitas yang tinggi manakala sebelumnya kita sudah bermasalah dengan lawan bicara. Seorang suami misalnya. Jika dia sedang cekcok dengan istri kemudian berlanjut via sms, maka bisa dibayangkan bahwa urusan pertengkaran itu bukannya makin reda, tapi malah semakin gawat.
Dalam tulisan ini saya hanya ingin menggaris bawahi agar kita lebih berhati-hati dalam menulis dan sebaiknya menghindari debat kusir, baik lewat dunia maya ataupun dunia nyata. Karena Rasulullah SAW bersabda : “Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa saja yang berakhlak mulia.”
(HR. Abu Dawud, Dinyatakan Hasan shahih oleh Syaikh Al Albani)
Imam Malik bin Anas mengatakan : “Debat kusir dan pertengkaran dalam masalah ilmu akan menghapuskan cahaya ilmu dari hati seseorang”
Menurut pengamatan saya, kebanyakan orang lebih mudah tersulut emosi dalam diskusi/debat online lewat tulisan, ketimbang debat face to face. Karena ternyata bahasa tulisan lebih sensitif dari pada bahasa lisan. Orang bisa tersinggung dan emosi ketika membaca tulisan-tulisan kita, padahal bisa jadi kita menulisnya dengan senyum-senyum. Kalau kita tak pandai-pandai mengolah kata untuk mengekspresikan gaya bicara lewat tulisan, maka pertikaian pun dengan mudah terjadi.
Tulisan yang kita buat akan lebih memiliki tingkat sensifitas yang tinggi manakala sebelumnya kita sudah bermasalah dengan lawan bicara. Seorang suami misalnya. Jika dia sedang cekcok dengan istri kemudian berlanjut via sms, maka bisa dibayangkan bahwa urusan pertengkaran itu bukannya makin reda, tapi malah semakin gawat.
Dalam tulisan ini saya hanya ingin menggaris bawahi agar kita lebih berhati-hati dalam menulis dan sebaiknya menghindari debat kusir, baik lewat dunia maya ataupun dunia nyata. Karena Rasulullah SAW bersabda : “Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa saja yang berakhlak mulia.”
(HR. Abu Dawud, Dinyatakan Hasan shahih oleh Syaikh Al Albani)
Imam Malik bin Anas mengatakan : “Debat kusir dan pertengkaran dalam masalah ilmu akan menghapuskan cahaya ilmu dari hati seseorang”
Post a Comment for "Bicara Dengan Tulisan Ternyata Lebih Tajam Dari Lisan"