Sandal Baru Untuk Ayah dan Ibu
![]() |
Ilustrasi Sandal |
Saat tiba di kampung halaman, ayah ibu kami menyambut dengan bahagia dan mungkin juga bangga, karena melihat anak cucunya pulang kampung dengan mengendarai mobil yang bisa dibilang mewah.
Rencananya moment Idul fitri itu akan kami gunakan untuk bersilaturrahim ke seluruh sanak famili kami seperti tahun-tahun sebelumnya, namun kali ini berbeda karena kami berkunjung dengan mengendarai mobil. Kami rombongan sekeluarga terdiri dari suami, ayah, ibu dan 6 orang anak masuk ke mobil kebanggaan kami itu. Setelah melakukan perjalanan beberapa menit, sampailah kami di sebuah rumah saudara. Begitu kami turun, kami disambut seperti raja yang baru datang dari jauh. (Wah sambutan untuk orang yang baru punya mobil beda yah.he..he..)
Begitu turun dari mobil, terjadi hal yang bikin kami tertawa, lantaran melihat ayah dan ibu tidak menggunakan alas kaki, anak-anak bertanya, “Nek, sandalnya dimana? Kok ga dipakai?”. Ibu saya menjawab, “Bukan ketinggalan cu... kan sandal nenek kotor, jadi pas naik, nenek tinggal diluar sandal nya, dari pada mobil nya kena kotoran sandal”.
Mendengar jawaban nenek, semuanya jadi tertawa.. ha..ha.. “Ya Allah bu... harusnya dibawa aja tadi..” kata saya. Kemudian suami berkata, “Ga apa-apa bu, nanti kita beli sandal lagi”.
Acara silaturahim berlanjut dengan pencarian sandal untuk nenek. Saya dan suami turun dari mobil dan menuju ke sebuah toko sandal, sementara anak-anak tetap di mobil bersama nanek dan kakek nya. Demi menyenangkan orang tua, saya pilihkan sandal yang bagus dan tentunya harga agak mahal. Setelah selesai membeli sandal, saya dan suami kembali ke mobil.
Hati saya senang sekali bisa membelikan ayah dan ibu sandal baru. Saya jadi terharu dan teringat masa-masa kecil saya saat ayah dan ibu membelikan sandal baru. Hati saya waktu itu senang sekali. Indah sekali mengenang masa kecil. Kini saya yang membelikan mereka sandal baru.
Sampai di mobil, saya punya harapan bahwa ayah dan ibu menerima pemberian sandal yang saya beli itu dengan senang hati. Saya menyerahkan sandal untuk ayah dan ibu. Sementara anak-anak yang duduk di belakang berkomentar, “wah sandal kakek dan nenek bagus sekali. Pasti harganya mahal nek”. Mendengar celotehan cucu-cucunya, ibu saya langsung berkata, “Sandalnya bisa ditukar ga?”. Saya kaget mendengar penolakan ibu saya, “Loh kenapa bu”, tanyaku.
“Kebesaran kah atau kurang cocok model nya”, saya menyesal kenapa tadi tidak membawa beliau turun dan memilih sendiri sandalnya.
“Oh tidak, ibu ga mau sandal ini, karena sandal ini kemahalan. Ibu ga mau sandal yang mahal yang harganya ratusan ribu kayak gini. Untuk apa pakai sandal yang harganya sampai ratusan ribu, toh hanya untuk di pake di kaki. Di tukar saja yang murah, nanti sisa uang nya akan ibu kasihkan saudara sepupu ibu yang sedang sakit biar buat berobat”.
Kami terbengong-bengong mendengar penjelasan dari Ibu. Bingung menjawab nya, takut beliau tersinggung. Lalu suami punya inisiatif dan berkata, “Memang harga di label mahal bu... tapi karena sekarang hari raya, toko nya memberikan diskon besar-besaran apalagi saya beli 2 jadi dapat diskon 70 persen”. Rasanya dag-dig-dug juga menunggu jawaban dari ibu, saya khawatir ibu tidak percaya dan sejujurnya saya sedih karena harus berbohong.
“Oh begitu.. ya sudah” Jawab ibu saya sambil tersenyum, dan saya langsung plong mendengarnya. Kami pun lega dan setelah itu perjalanan silaturahim kami lanjutkan.
Alhamdulillah kami sekeluarga mengucap syukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kami. Kami juga bersyukur dan bahagia memilki orang tua yang baik dan bisa menjadi tauladan. Orang tua kami selalu mengajarkan agar kami menjauhi kesombongan dan lebih peduli terhadap sesama.
#NonFiksi
by : Inaya Ibrahim Mahfudz
Post a Comment for "Sandal Baru Untuk Ayah dan Ibu"