Musuh Yang Cerdik Lebih Baik Daripada Teman Yang Jahil
Tadi siang terjadi pembicaraan yang hangat di salah satu group
whatsapp yang saya ikuti. Lantaran ada salah seorang anggota group mengirimkan sebuah
pepatah yang berbunyi, "Musuh yang cerdik lebih baik daripada teman yang
jahil".
Memang, kalimat tersebut bisa membuat orang salah paham jika tidak hati-hati menyimpulkannya. Butuh ketelitian sebelum menafsirkan kalimat itu. Kalau kalimat itu ditelan mentah-mentah, akan muncul beberapa pertanyaan, misalnya : berarti kita dilarang berteman dengan orang bodoh? Kok malah menyuruh memuji musuh? Dan pertanyaan lain yang jauh dari maksud kata pepatah di atas.
Meskipun bukan saya yang memposting kata pepatah, musuh yang cerdik lebih baik daripada teman yang jahil di group itu. Tapi tidak ada salahnya jika saya coba membantu menjelaskan kalimat itu supaya tidak ada lagi yang salah paham.Saya pernah membaca buku yang saya lupa judulnya, dalam buku itu pernah dibahas tentang kata-kata pepatah ini.
Mengapa musuh yang cerdik itu lebih baik dari pada teman yang jahil? Karena musuh yang cerdik akan membuat kita belajar lebih giat, bekerja lebih cerdas, dan berdoa lebih keras.
Berbeda dengan teman yang jahil atau bodoh, ia tidak bisa membuat perbaikan apapun pada kehidupan kita. Karena kejahilannya, ia menganggap semua yang kita lakukan itu sudah baik.
Oleh sebab itu, kita jangan mudah panik ketika menghadapi musuh kelas berat. Musuh yang modalnya lebih gedhe dan lebih canggih. Kalau kita punya musuh seperti itu, berarti kita diberi kesempatan oleh Allah untuk belajar lebih giat lagi. Bersyukurlah, karena tidak semua orang mendapatkan pesaing yang lebih hebat.
Mendapat musuh yang jahil, biasanya akan melenakan kita dan justru menurunkan kelas kita. Coba bayangkan seandainya kamu disuruh lomba lari dengan bocah usia TK. Kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Pasti akan berleha-leha dan menganggap remeh musuh. Menang lomba pun tidak ada rasa kepuasan.
Berbeda jika kamu disuruh lomba lari dengan teman sebaya atau orang yang kemampuan fisiknya lebih baik. Pasti kamu akan bekerja keras untuk menghadapinya. Dan ketika menang dalam perlombaan itu, pasti akan ada rasa bangga dan puas.
So, janganlah merasa rendah diri ketika berhadapan dengan musuh yang lebih besar, karena itu adalah kesempatan belajar.
Maka, bila kini kamu berada dalam sebuah perlombaan dengan bocah usia TK, segera pindah lintasan. Cari lawan yang seimbang. Karena musuh yang cerdik itu lebih baik daripada teman yang jahil.
Wallahu A’lam
Memang, kalimat tersebut bisa membuat orang salah paham jika tidak hati-hati menyimpulkannya. Butuh ketelitian sebelum menafsirkan kalimat itu. Kalau kalimat itu ditelan mentah-mentah, akan muncul beberapa pertanyaan, misalnya : berarti kita dilarang berteman dengan orang bodoh? Kok malah menyuruh memuji musuh? Dan pertanyaan lain yang jauh dari maksud kata pepatah di atas.
Meskipun bukan saya yang memposting kata pepatah, musuh yang cerdik lebih baik daripada teman yang jahil di group itu. Tapi tidak ada salahnya jika saya coba membantu menjelaskan kalimat itu supaya tidak ada lagi yang salah paham.Saya pernah membaca buku yang saya lupa judulnya, dalam buku itu pernah dibahas tentang kata-kata pepatah ini.
Mengapa musuh yang cerdik itu lebih baik dari pada teman yang jahil? Karena musuh yang cerdik akan membuat kita belajar lebih giat, bekerja lebih cerdas, dan berdoa lebih keras.
Berbeda dengan teman yang jahil atau bodoh, ia tidak bisa membuat perbaikan apapun pada kehidupan kita. Karena kejahilannya, ia menganggap semua yang kita lakukan itu sudah baik.
Oleh sebab itu, kita jangan mudah panik ketika menghadapi musuh kelas berat. Musuh yang modalnya lebih gedhe dan lebih canggih. Kalau kita punya musuh seperti itu, berarti kita diberi kesempatan oleh Allah untuk belajar lebih giat lagi. Bersyukurlah, karena tidak semua orang mendapatkan pesaing yang lebih hebat.
Mendapat musuh yang jahil, biasanya akan melenakan kita dan justru menurunkan kelas kita. Coba bayangkan seandainya kamu disuruh lomba lari dengan bocah usia TK. Kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Pasti akan berleha-leha dan menganggap remeh musuh. Menang lomba pun tidak ada rasa kepuasan.
Berbeda jika kamu disuruh lomba lari dengan teman sebaya atau orang yang kemampuan fisiknya lebih baik. Pasti kamu akan bekerja keras untuk menghadapinya. Dan ketika menang dalam perlombaan itu, pasti akan ada rasa bangga dan puas.
So, janganlah merasa rendah diri ketika berhadapan dengan musuh yang lebih besar, karena itu adalah kesempatan belajar.
Maka, bila kini kamu berada dalam sebuah perlombaan dengan bocah usia TK, segera pindah lintasan. Cari lawan yang seimbang. Karena musuh yang cerdik itu lebih baik daripada teman yang jahil.
Wallahu A’lam
Post a Comment for "Musuh Yang Cerdik Lebih Baik Daripada Teman Yang Jahil"