Meraih Gelar Hafidz
Pingin tahu kisahku dengan alqur'an ..
Ayooo baca cerpenku ini.
=========================================
Bismillah walhamdulillah syukurku pada Robb semesta alam dan sholawat atas habibina muhammad sholallahu 'alaihi wasalam.
Aku ingin menceritakan perjalananku sebagai seorang tkw yang ingin menjadi seorang hafidzoh.
Pertama kali tinggal di Tabuk (Arab Saudi) pada tahun 2010. Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga, alhamdulillah ngurus anak rumah dan sebagainya.
Waktu itu anaknya masih kecil kecil, dan ada juga bayi yang baru lahir.
Namaku Anggun tapi biasa di panggil khodijah oleh majikan .
Dari nol aku mulai menyesuaikan diri dengan keluarga baru ini.
Melihat keluarga yang penuh ketaatan, ahirnya akupun merasa ada sedikit iman mendorong hati untuk menghafalkan alqur'an. Padahal waktu itu juz 'amma pun aku belum hafal.
Entah dari mana aku mulai kapan waktunya niat itu terbelit begitu dahsyatnya.
Sehingga mulai dari tilawah biasa akupun sedikit demi sedikit mulai menghafalnya.
Aneh atau apalah istilahnya, padahal pekerjaanku tidak begitu ringan karena hampir seluruh pekerjaan aku kerjakan sendiri.
Caraku menambah ayat demi ayat itu ketika aku sedang bermain dengan anak anak atau memberikan susu pada sang bayi dan paling sering satu jam sebelum tidur .
Alhamdulillah tidak ada yang nyimak hafalanku tidak ada hp yang bisa merekam suaraku yang jelas sampai tahun 2014 aku masih mencoba nambah hafalan walau hanya satu ayat .
Sempat putus asa, hafalan waktu itu hanya sekedar menghafal tanpa seorang guru. Sampai tiga tahun aku hanya hafal beberapa juz saja karena rintanganku juga tak ringan.
Setiap kali coba pegang alqur'an ada saja majikn marah marah atau menyuruh aku melakukan pekerjaan yang sebenarnya tak terlalu penting untuk dikerjakan.
Maka aku coba menyadari siapalah aku, aku biarkan semua berjalan apa adanya yang penting jika ada waktu aku tak pernah melupakan untuk menambah hafalan.
Singkat cerita pada bulan puasa tahun 2014 majikan dan anak anak pergi ke dauroh tahfidz setiap habis sholat tarawih, karena tugasku menjaga anak anak. Kemanapun mereka pergi harus aku dampingi.
MasyaAllah aku bahagia pertama kali melihat para hufadz di dauroh tahfidz romadhoniah.
Tiba tiba seorang ustadzah datang menghampiriku dan bertanya padaku
"Apa kamu ingin bergabung dengan kami di kelompok jaliat (ajnabi/non Arab) tanya ustadzah itu
Kaget aku dan entah mau jawab apa takutnya majikan ga izinkan
Aku hanya tersenyum dan bilang engga.
Alhamdulillah setelah pulang aku ceritakan itu pada majikan. Dan Allah memudahkan.
Kemudian di waktu yang sangat singkat itu, semangatku membakar jiwa. Aku mulai meningkatkan muraja'ah muraja'ah hafalanku yang aku kumpulkan sendiri .
Dan ahirnya sepuluh hari dauroh bulan puasa aku bisa menghatamkan 5 juz untuk pertama kalinya dalam hidupku.
Penghargaan dan hadiahpun diserahkan ustadzah dengan wajah sumringah di hari haflah. Karena hanya aku orang indonesia yang ada di sana.
Setelah tahun ajaran baru, aku tak pernah menyangka akan masuk ke sebuah Dar tahfidz di kota tempat aku kerja.
Mula mula seperti biasa anak anak pergi dar tahfidz dan aku yang menjaga mereka .
Di Dar tahfidz terbagi kelompok kelompok dalam setiap kelas .
Khusus anak anak SD, Smp, para muta'alimat bahkan ibu ibu.
Waktu aku masuk kelas bersama anak asuhku yang paling kecil, ustadzahnya menyuruh aku tunggu di luar . Ahirnya aku tunggu di mushola yang ada di Dar.
Ada seorang wanita sedang sholat tapi aku masuk dan ambil qur'anku untuk aku baca.
Setelah wanita itu selesai sholat dia menghampiriku dan bertanya
" kamu ngapain disini" tanya dia
"Aku sedang menunggu anak anak " jawabku
" kalau begitu ayo masuk ke kelasku ikut belajar" suruh wanita tadi
Hemm biasalah aku tuh takut kalau di marahin majikan, tapi karena kelasnya depan kelas anak anak ahirnya aku ikut dia dan masuk ke kelasnya .
MasyaAllah ternyata beliau ustadzahnya, akupun diperkenalkan dikelasnya dan ditanya sudah hafal berapa juz, pas waktu itu baru delapan juz . Tapi sambutan ibu ibu dalam kelas memberikan aku semangat yang luar biasa.
Setiap hari sehabis sholat asar aku rutin belajar di sana. Para ibu ibu tahfidz memberikan suport yang sangat besar bahkan hadiah dari mereka berdatangan untukku.
MasyaAllah ada yang memberi aku uang ada yang memberi aku qur'an dan lain lain.
Pesan mereka untukku juga menyentuh hati, do'a selalu mereka iringi, merekapun salut padaku dan selalu bertanya bagaimana caraku menghafal sedang aku mengemban amanah dalam bekerja.
Aku jawab apa adanya, selagi ada waktu luang, sekecil apapun aku sempatkan menghafal walau beberapa ayat.
Alhamdulillah aku berusaha untuk memperbaiki diri, walau sejatinya aku memag orang tidak baik yang penuh dosa.
Tak lupa aku memberikan kabar pada orangtua untuk memberikan dukungan dan do'a.
Sekitar satu setengah tahun belajar di Dar tahfidz, ahirnya ustadzahku menyuruh aku mengikuti tes hafalan di jam'iyah khoiriyah tahfidzil qur'an.
Aku tidak pernah mengikuti tes hafalan seperti itu sebelumnya. Tapi Alhamdulillah aku menyetujuinya dan pergi ke tempat itu di antar oleh majikan.
Sesampainya di sana, orang orang memandangiku keanehan.
Ada wanita mendekatiku dan bertanya
"Kamu dari mana " tanya dia
"Aku dari indonesia " jawabku
Mau ikut tes hafalan ya " lanjutnya
"Iya
Dan sedikit perbincangan ia utarakan padaku
Agak dak dik dug sih sebenarnya, belum pernah ikut tes semacam ini. Tapi dengan bismillah ahirnya aku sukses mengikuti tes hafalan untuk periode pertama dengan nilai mumtaz dan mendapatkan syahadah serta uang .
Pada bulan selanjutnya ustadzahku menyuruhku ikut tes lagi untuk periode kedua.
Alhamdulillah aku ikut dan hasilnya juga tak mengecewakan.
Acap kali ibu ibu tahfidz meledeki aku, karena sudah bertahun tahun aku tidak pulang.
Mereka sering mengatakan "sudahlah jadi orang saudi nanti aku cariin suami saudi "
Ada juga yang bilang mau dicarikan orang mesir atau sudan ...hihihi
Aku bahagia jika kumpul dengan mereka.
Karena mereka sudah seperti ibu ibuku sendiri.
Saat ini aku masih terus berusaha menambah hafalan, bukan hafidzoh sebagai gelar yang aku cari.Mengingat aku hanyalah seorang tkw, maka disitu aku utamakan bahwa al qur'an adalah teman sejatiku setiap waktu.
Kita tahu bagaimana perasaan seseorang yang bekerja jauh dari keluarga, banyak tekanan bathin yang berat. Bisa juga datang dari majikan atau dari luar .
Aku sering mendengar kesuksesan para TKI/TKW yang pulang menjadi sarjana dan sebagainya.
Mereka itu pejuang devisa yang sangat pandai memanfaatkan waktu luangnya.
Karena aku bekerja di Arab Saudi yang tak punya hari libur dan gajih yang tak seberapa tapi aku harus tetap kuat dan istiqomah melakukan hal hal postif yang berguna.
Memang menghafal alqur'an tidak lantas menjadikanmu terkenal di kalangan manusia apa lagi kau melakukan itu secara sembunyi sembunyi, tapi kau akan dikenal oleh para penghuni langit.
Aku hanya punya satu tujuan, meraih mahkota cahaya untuk kedua orangtua.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) al-Qur’an nanti, ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya! Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).”
Memang gelar hafidz tidak pantas aku dapatkan, tapi aku mempunyai keinginan untuk menyempurnakan hafalan ketika nanti aku pulang, InsyaAllah.
Ini hanya inti cerita perjalananku sebagai seorang tkw, tujuanku ingin mengajak para teman seperjuangan untuk lebih bisa memanfaatkan waktu luang yang ada.
=======================================
Bahwasanya setiap detik putaran jarum jam sangatlah berguna, maka carilah pelajaran bermanfaat untuk amalan kunci Surga.
Cerpen nonfiksi
By:Anggun
Post a Comment for "Meraih Gelar Hafidz"