Obrolan di Warung Mie Ayam Tentang Al Maidah 51
![]() |
ilustrasi |
Komentar ibu-ibu itu muncul sesaat setelah melihat tayangan wawancara di televisi yang sedang berlangsung siang itu di warung mie ayam. Dalam wawancara di televisi itu kebetulan sedang membahas tentang penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok.
Sepertinya media televisi sudah sukses melakukan cuci otak terhadap masyarakat Indonesia. Media bisa dengan mudah menggiring opini dan memutarbalikkan fakta seenaknya.
Melalui tulisan ini saya ingin menjelaskan bahwa, ada atau tidak adanya kata "pakai" dalam ucapan Ahok tentang Al Maidah 51 itu tetaplah sebuah penghinaan.
Coba perhatikan :
1. Dibohongi Al Maidah 51
Ini berarti Surat Al Maidah ayat 51 berisi kebohongan. Dan itu merupakan sebuah tuduhan besar terhadap Allah. Menuduh Allah telah berbohong.
2.Dibohongi pakai Al Maidah 51
Jika menggunakan kata "pakai" berarti orang yang menyampaikan Surat Al Maidah ayat 51 adalah pembohong. Siapakah yang menyampaikan Al Maidah 51? Mereka adalah Rasulullah Sholallahu 'alaihi wa Sallam, ulama, ustadz, dan seterusnya. Dan hanya hal yang bersifat bohonglah yang bisa dipakai untuk berbohong. Maka hal tersebut yakni Al Maidah 51 juga berisi kebohongan.Artinya : Allah, Rasulullah, ulama ustadz dan seterusnya semuanya berbohong.
Kesimpulan :
Ada atau tidak ada kata "pakai", kalimat tersebut tetaplah penghinaan. Bahkan adanya kata "pakai" membuat unsur penghinaannya jauh lebih besar.
Penghilangan kata "pakai" pada transkrip Buni Yani justru mengurangi unsur penghinaannya. Sungguh aneh jika orang yang mengurangi unsur penghinaan itu malah digugat. Dan sungguh aneh kalau menggugat orang yang menulis transkrip, padahal umat Islam marah karena isi pidato Ahok, bukan karena isi transkrip Buni Yani.
Post a Comment for "Obrolan di Warung Mie Ayam Tentang Al Maidah 51"