Asal Mula Saya Taubat dari Kelompok "Suci Tanpa Dosa"
Oleh : Maaher At-Thuwailibi.
Tidak perlu ada yang marah apalagi ‘muntah darah’. Sebab saya hanya sekedar menceritakan pengalaman. bukan sedang membicarakan person atau oknum tertentu. anda tidak setuju, itu biasa. anda kejang-kejang dengan testimoni saya, itu pertanda anda perlu dibawa ke rumah sakit jiwa. 😊
📌 DULU, saya paling anti dengan kata-kata ‘demonstrasi’, paling anti dengan kata-kata “Harokah”. berbagai buku yang membantah kalangan Harokah, saya punya. berbagai artikel yang membantah komunitas pergerakan, saya juga punya. Saya sangat antipati dengan istilah ‘revolusi’, ‘reformasi’, dst. saya paling anti dengan nama-nama sejumlah tokoh; semisal Sayyid Quthub, Muhammad Quthub, Said Hawa’, Hasan Al-Banna, Usamah Bin Laden, Syaikh Abdullah Azzam, Syaikh Ahmad Yasin, Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani, Syaikh Safar Hawali, Syaikh Salman Al-‘Audah, Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq, dll. saya paling anti dengan Ikhwanul Muslimin (IM), ormas Wahdah Islamiyyah, dsb. apalagi HTI dan Jama’ah Tabligh (JT), saya benci setengah mati. saya paling rajin membantah Harokah dan aktivis-aktivis jihad pada waktu itu. karena memang itu yang ditanamkan guru-guru saya. Ini asal mulanya.
📌 Muslim yang isbal (yang celananya tidak ngatung diatas mata kaki), saya anggap musuh. Muslim yang sekedar menghadiri acara tahlilan saya anggap “calon neraka”, dll. kalau ketemu orang, kedua mata saya langsung mengarah ke ujung celana nya. (Kalau celananya ngatung, saya anggap dia saudara. Kalau celananya tidak ngatung, maka haram saya jawab salamnya). Kira-kira begitulah bahasa sederhananya. intinya, yang paling benar adalah saya, kelompok saya dan ustad saya. selainnya sesat semua dan salah semua. secara teori memang tidak pernah di ajarkan hal yang demikian dan tidak ada kurikulumnya; tetapi pada faktanya demikianlah sikap yang terbentuk pada diri saya ketika itu dan ini hampir merata. sekali lagi, INI FAKTA !
📌 Sampai akhirnya saya kalah debat dengan muridnya Ustad Abu Bakar Ba’asyir, seorang da’i satu leting dengan saya. beliau alumni Ma'had Al-Mukmin Ngruki. Beliau seorang ustad muda yang akhlaqnya telah berhasil mencuri hati saya sehingga membawa saya menuju hidayah. Prosesnya panjang, tidak semudah makan pisang molen. waktu itu, saya kalah debat dengannya. lalu saya bawa dia ke sebuah pondok pesantren di Solo. saya pertemukan dia dengan kenalan saya, santri paling pintar dan paling cerdas di pondok itu. waktu itu dia adek leting saya. yang mana santri itu kini telah menjadi ‘USTAD’ TERKENAL YANG MASYA ALLAH VIDEO-VIDEO NYA BEREDAR DI MEDSOS. sebut saja namanya “Abdullah”.
📌 Nah, si “Abdullah” ini dikenal sebagai santri paling cerdas dan pintar waktu itu. Saya bawa lah murid Ustad Abu Bakar Ba'asyir tadi ke pondok si “Abdullah”. berdebat secara ilmiah dan argumentatif, dengan membawa kitab dan rujukan masing-masing. Karena si “Abdullah” ini dikenal tsiqoh & kokoh di atas “manhaj Salaf”. Ia paling pintar membantah orang-orang yang dianggap “Haroki”, “Takfiri”, dll. singkat cerita, terjadilah tatap muka dan dialog secara ilmiah dengan bahasa santri. hasilnya: dia (si Abdullah) terbungkam dan diam seribu bahasa. hujjah dan argumentasi muridnya Ustad Abu Bakar Ba’asyir ini tidak bisa dibantah oleh si Abdullah hatta satu kata pun. dan momen tersebut di saksikan oleh beberapa santri di pondok itu. Masya Allah...! Tema yang di perdebatkan saat itu ialah tentang status negara indonesia dalam pandangan syariat; apakah darul islam atau darul kufur. setelah menyimak perdebatan yang mana si Abdullah ini kalah telak tak bisa menjawan, spontan saya berfikir dan merenung. mulai membaca lagi dan terus menelaah. Sampai akhirnya Allah tunjukkan manhaj yang HAQ ini walillahil hamd.
📌 Intinya. semua tulisan, buku, artikel, dll saat itu sudah saya telan mentah-mentah. Dulu, semua orang saya anggap khawarij, yang mengkritik pemerintah saya anggap khawarij, Ustad ABB saya anggap “anjing neraka”. Itu dulu, dan Allah menyapa saya dengan hidayah-Nya. Merubah pola fikir saya seiring berjalannya waktu; seiring terus belajar, berkumpul dengan tokoh-tokoh agama. Singkat kata, dapurnya kelompok “surgawi” itu sudah saya hafal. dari yang ulamanya, ustad-ustadnya, sampai yang kelas kambing bandotnya (level ekonominya). Catat ya: saya hanya menyoroti pemikiran, manhaj, dan prilaku sosial mereka di tengah kehidupan ummat. Bukan MEMBAHAS AIB ORANG, URUSAN PRIBADI ORANG, atau MENCIBIR PRIVASI ORANG-ORANG TERTENTU. dst. kalla wa alfi kalla..!
📌 Dari semua perjalanan saya, saya menyimpulkan bahwa intinya mereka ini adalah peliharaan rezim penguasa dimanapun mereka berada. kalau khawarij di pelihara ditangan kiri rezim, maka mereka ini dipelihara ditangan kanan rezim. Ustad Muhammad Thalib menyebut mereka sebagai ciptaan zionis yahudi. doktrin yang mereka tanamkan ke pengikutnya bukan ajaran Salafiyyah, tapi doktrin murji-ah. madrasah mereka bukan madrasah Salafiyyah, tapi madrasah Murji-ah. Sebenarnya, mereka sendiri berpecah belah sesama mereka. berkelompok-kelompok, saling tahdzir dan saling menyesatkan satu sama lain. singkat kata, mereka cakar-cakaran layaknya penghuni kebun binatang. Ada yang mau marah? Silahkan... Wong itu fakta. Saya punya semua datanya. 😊
📌 Mereka terpecah menjadi beberapa kelompok. Tapi secara umum, mereka ada dua kelompok besar; Kelompok murji-ah Halabiyyah (tokohnya Ali Hasan Al-Halabi dari yordan) dan kelompok murji-ah Madkhaliyyah (tokohnya Syaikh Robi’ Bin Hadi Al-Madkhali). mereka sama-sama murji-ah gaya baru. bedanya, yang satu membolehkan bermuamalah dengan Jum’iyyah Ihya’ut Turats dan yang satu lagi mengecam keras bermuamalah dengan Jum’iyyah Ihya’ut Turats (sebuah yayasan sosial yang berpusat di kuwait).
📌 Ada satu kelompok lagi yang kelompok ini mentahdzir dua kelompok sebelumnya (Halabiyyah & Madhkaliyyah); yaitu kelompok kecil yang berpusat di Daarul Hadits Dammaj, yaman. Tokohnya bernama Syaikh Yahya Al-Hajuri. kelompok ini lebih ekstrim lagi. Yayasan, ormas, dll menurut mereka haram. intinya, sesama mereka saling Tahdzir. Saling sesat menyesatkan. buku-buku mereka semua habis sudah saya lahap. buku tebal, buku tipis, sampai artikel-artikel, semua sudah saya baca. dan saya berinteraksi langsung dengan mereka; baik yang ada di pulau sumatera maupun yang ada di pulau jawa. intinya, kelompok ini adalah kelompok carut-marut dan rusak. hanya saja berjubahkankan “Sunnah”.
📌 Mereka, sangat membenci saya. membenci saya lahir-batin, sampai ke ubun-ubun.. Bagi saya itu wajar. karena mereka begitu tersengat dengan tulisan-tulisan saya yang membongkar habis propaganda mereka di tengah ummat (wa bil khusus di sosial media). Disamping karena saya juga dulu tumbuh dalam lingkaran mereka.
📌 Mereka punya tradisi. kalau yang kelas eksekutif, tradisi mereka adalah mentahdzir para ulama, ustad, dan tokoh yang tidak sejalan dengan mereka. Sedangkan kelas ekonominya (kelas kambing bandot), kalau berdebat pasti mencaci-maki, sumpah-serapah, menghujat, vonis individu, membully, membuka aib, menjatuhkan kehormatan, dan merusak nama baik. Lalu agar orang percaya dengan semua tindakan dan prilaku buruk mereka itu, maka mereka poles dengan menggunakan dalil-dalil. Itu sudah menjadi budaya dikalangan mereka dari masa ke masa. perlu bukti? bukti yang paling mudah kita lihat saat ini adalah=> Ustad Abdullah Hadrami, Ustad Adi Hidayat, Ustad Oemar Mita, Ustad Abdus Shomad, adalah CONTOH KORBAN tajamnya lisan mereka dan krisisnya akhlaq yang mereka pertontonkan. Maka, benarlah apa yang di katakan Imam Ibnu Sirrin:
إنَّ أكثر الناس خطايا أكثرهم ذكرًا لخطايا الناس
“Sesungguhnya manusia paling banyak kesalahannya adalah manusia yang banyak menyebut kesalahan orang lain”.
📌 Kalau dibantah, mereka langsung bilang “ah itu syubhat”. Semua kebenaran yang datang dari selain ustadnya dianggap “syubhat”. Yang paling benar dan sudah pasti benar hanya ustadnya. Maka, saya taubat dari komplotan ‘mafia berjubahkan sunnah” ini dan saya mengajak saudara-saudari sekalian yang masih terjebak dalam lingkaran hizbiyyah ini untuk segera bertaubat kepada Allah dan kembali ke Manhaj Salaf yang murni, bukan imitasi. Semoga Allah terima taubat saya, memperbaiki akhlaq saya, dan Allah matikan saya dalam keadaan husnul khotimah.
Aamiin yaa Robb...
[ Pustaka At-Thuwailibi Channel ]
Tidak perlu ada yang marah apalagi ‘muntah darah’. Sebab saya hanya sekedar menceritakan pengalaman. bukan sedang membicarakan person atau oknum tertentu. anda tidak setuju, itu biasa. anda kejang-kejang dengan testimoni saya, itu pertanda anda perlu dibawa ke rumah sakit jiwa. 😊
📌 DULU, saya paling anti dengan kata-kata ‘demonstrasi’, paling anti dengan kata-kata “Harokah”. berbagai buku yang membantah kalangan Harokah, saya punya. berbagai artikel yang membantah komunitas pergerakan, saya juga punya. Saya sangat antipati dengan istilah ‘revolusi’, ‘reformasi’, dst. saya paling anti dengan nama-nama sejumlah tokoh; semisal Sayyid Quthub, Muhammad Quthub, Said Hawa’, Hasan Al-Banna, Usamah Bin Laden, Syaikh Abdullah Azzam, Syaikh Ahmad Yasin, Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani, Syaikh Safar Hawali, Syaikh Salman Al-‘Audah, Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq, dll. saya paling anti dengan Ikhwanul Muslimin (IM), ormas Wahdah Islamiyyah, dsb. apalagi HTI dan Jama’ah Tabligh (JT), saya benci setengah mati. saya paling rajin membantah Harokah dan aktivis-aktivis jihad pada waktu itu. karena memang itu yang ditanamkan guru-guru saya. Ini asal mulanya.
📌 Muslim yang isbal (yang celananya tidak ngatung diatas mata kaki), saya anggap musuh. Muslim yang sekedar menghadiri acara tahlilan saya anggap “calon neraka”, dll. kalau ketemu orang, kedua mata saya langsung mengarah ke ujung celana nya. (Kalau celananya ngatung, saya anggap dia saudara. Kalau celananya tidak ngatung, maka haram saya jawab salamnya). Kira-kira begitulah bahasa sederhananya. intinya, yang paling benar adalah saya, kelompok saya dan ustad saya. selainnya sesat semua dan salah semua. secara teori memang tidak pernah di ajarkan hal yang demikian dan tidak ada kurikulumnya; tetapi pada faktanya demikianlah sikap yang terbentuk pada diri saya ketika itu dan ini hampir merata. sekali lagi, INI FAKTA !
📌 Sampai akhirnya saya kalah debat dengan muridnya Ustad Abu Bakar Ba’asyir, seorang da’i satu leting dengan saya. beliau alumni Ma'had Al-Mukmin Ngruki. Beliau seorang ustad muda yang akhlaqnya telah berhasil mencuri hati saya sehingga membawa saya menuju hidayah. Prosesnya panjang, tidak semudah makan pisang molen. waktu itu, saya kalah debat dengannya. lalu saya bawa dia ke sebuah pondok pesantren di Solo. saya pertemukan dia dengan kenalan saya, santri paling pintar dan paling cerdas di pondok itu. waktu itu dia adek leting saya. yang mana santri itu kini telah menjadi ‘USTAD’ TERKENAL YANG MASYA ALLAH VIDEO-VIDEO NYA BEREDAR DI MEDSOS. sebut saja namanya “Abdullah”.
📌 Nah, si “Abdullah” ini dikenal sebagai santri paling cerdas dan pintar waktu itu. Saya bawa lah murid Ustad Abu Bakar Ba'asyir tadi ke pondok si “Abdullah”. berdebat secara ilmiah dan argumentatif, dengan membawa kitab dan rujukan masing-masing. Karena si “Abdullah” ini dikenal tsiqoh & kokoh di atas “manhaj Salaf”. Ia paling pintar membantah orang-orang yang dianggap “Haroki”, “Takfiri”, dll. singkat cerita, terjadilah tatap muka dan dialog secara ilmiah dengan bahasa santri. hasilnya: dia (si Abdullah) terbungkam dan diam seribu bahasa. hujjah dan argumentasi muridnya Ustad Abu Bakar Ba’asyir ini tidak bisa dibantah oleh si Abdullah hatta satu kata pun. dan momen tersebut di saksikan oleh beberapa santri di pondok itu. Masya Allah...! Tema yang di perdebatkan saat itu ialah tentang status negara indonesia dalam pandangan syariat; apakah darul islam atau darul kufur. setelah menyimak perdebatan yang mana si Abdullah ini kalah telak tak bisa menjawan, spontan saya berfikir dan merenung. mulai membaca lagi dan terus menelaah. Sampai akhirnya Allah tunjukkan manhaj yang HAQ ini walillahil hamd.
📌 Intinya. semua tulisan, buku, artikel, dll saat itu sudah saya telan mentah-mentah. Dulu, semua orang saya anggap khawarij, yang mengkritik pemerintah saya anggap khawarij, Ustad ABB saya anggap “anjing neraka”. Itu dulu, dan Allah menyapa saya dengan hidayah-Nya. Merubah pola fikir saya seiring berjalannya waktu; seiring terus belajar, berkumpul dengan tokoh-tokoh agama. Singkat kata, dapurnya kelompok “surgawi” itu sudah saya hafal. dari yang ulamanya, ustad-ustadnya, sampai yang kelas kambing bandotnya (level ekonominya). Catat ya: saya hanya menyoroti pemikiran, manhaj, dan prilaku sosial mereka di tengah kehidupan ummat. Bukan MEMBAHAS AIB ORANG, URUSAN PRIBADI ORANG, atau MENCIBIR PRIVASI ORANG-ORANG TERTENTU. dst. kalla wa alfi kalla..!
📌 Dari semua perjalanan saya, saya menyimpulkan bahwa intinya mereka ini adalah peliharaan rezim penguasa dimanapun mereka berada. kalau khawarij di pelihara ditangan kiri rezim, maka mereka ini dipelihara ditangan kanan rezim. Ustad Muhammad Thalib menyebut mereka sebagai ciptaan zionis yahudi. doktrin yang mereka tanamkan ke pengikutnya bukan ajaran Salafiyyah, tapi doktrin murji-ah. madrasah mereka bukan madrasah Salafiyyah, tapi madrasah Murji-ah. Sebenarnya, mereka sendiri berpecah belah sesama mereka. berkelompok-kelompok, saling tahdzir dan saling menyesatkan satu sama lain. singkat kata, mereka cakar-cakaran layaknya penghuni kebun binatang. Ada yang mau marah? Silahkan... Wong itu fakta. Saya punya semua datanya. 😊
📌 Mereka terpecah menjadi beberapa kelompok. Tapi secara umum, mereka ada dua kelompok besar; Kelompok murji-ah Halabiyyah (tokohnya Ali Hasan Al-Halabi dari yordan) dan kelompok murji-ah Madkhaliyyah (tokohnya Syaikh Robi’ Bin Hadi Al-Madkhali). mereka sama-sama murji-ah gaya baru. bedanya, yang satu membolehkan bermuamalah dengan Jum’iyyah Ihya’ut Turats dan yang satu lagi mengecam keras bermuamalah dengan Jum’iyyah Ihya’ut Turats (sebuah yayasan sosial yang berpusat di kuwait).
📌 Ada satu kelompok lagi yang kelompok ini mentahdzir dua kelompok sebelumnya (Halabiyyah & Madhkaliyyah); yaitu kelompok kecil yang berpusat di Daarul Hadits Dammaj, yaman. Tokohnya bernama Syaikh Yahya Al-Hajuri. kelompok ini lebih ekstrim lagi. Yayasan, ormas, dll menurut mereka haram. intinya, sesama mereka saling Tahdzir. Saling sesat menyesatkan. buku-buku mereka semua habis sudah saya lahap. buku tebal, buku tipis, sampai artikel-artikel, semua sudah saya baca. dan saya berinteraksi langsung dengan mereka; baik yang ada di pulau sumatera maupun yang ada di pulau jawa. intinya, kelompok ini adalah kelompok carut-marut dan rusak. hanya saja berjubahkankan “Sunnah”.
📌 Mereka, sangat membenci saya. membenci saya lahir-batin, sampai ke ubun-ubun.. Bagi saya itu wajar. karena mereka begitu tersengat dengan tulisan-tulisan saya yang membongkar habis propaganda mereka di tengah ummat (wa bil khusus di sosial media). Disamping karena saya juga dulu tumbuh dalam lingkaran mereka.
📌 Mereka punya tradisi. kalau yang kelas eksekutif, tradisi mereka adalah mentahdzir para ulama, ustad, dan tokoh yang tidak sejalan dengan mereka. Sedangkan kelas ekonominya (kelas kambing bandot), kalau berdebat pasti mencaci-maki, sumpah-serapah, menghujat, vonis individu, membully, membuka aib, menjatuhkan kehormatan, dan merusak nama baik. Lalu agar orang percaya dengan semua tindakan dan prilaku buruk mereka itu, maka mereka poles dengan menggunakan dalil-dalil. Itu sudah menjadi budaya dikalangan mereka dari masa ke masa. perlu bukti? bukti yang paling mudah kita lihat saat ini adalah=> Ustad Abdullah Hadrami, Ustad Adi Hidayat, Ustad Oemar Mita, Ustad Abdus Shomad, adalah CONTOH KORBAN tajamnya lisan mereka dan krisisnya akhlaq yang mereka pertontonkan. Maka, benarlah apa yang di katakan Imam Ibnu Sirrin:
إنَّ أكثر الناس خطايا أكثرهم ذكرًا لخطايا الناس
“Sesungguhnya manusia paling banyak kesalahannya adalah manusia yang banyak menyebut kesalahan orang lain”.
📌 Kalau dibantah, mereka langsung bilang “ah itu syubhat”. Semua kebenaran yang datang dari selain ustadnya dianggap “syubhat”. Yang paling benar dan sudah pasti benar hanya ustadnya. Maka, saya taubat dari komplotan ‘mafia berjubahkan sunnah” ini dan saya mengajak saudara-saudari sekalian yang masih terjebak dalam lingkaran hizbiyyah ini untuk segera bertaubat kepada Allah dan kembali ke Manhaj Salaf yang murni, bukan imitasi. Semoga Allah terima taubat saya, memperbaiki akhlaq saya, dan Allah matikan saya dalam keadaan husnul khotimah.
Aamiin yaa Robb...
[ Pustaka At-Thuwailibi Channel ]
Post a Comment for "Asal Mula Saya Taubat dari Kelompok "Suci Tanpa Dosa""