Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menjawab Logika Nadirsyah Hosen Tentang Kartun Yang Melecehkan Nabi

Macron

Beberapa waktu yang lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat pernyataan yang kontroversial terkait ekstremisme Islam. Pernyataannya itu telah menimbulkan kemarahan ummat Islam dari berbagai negara, terutama negara Arab dan negara mayoritas Islam.

Macron secara terang-terangan menghina Islam dan mendukung penerbitan kartun yang diklaim sebagai kartun Nabi Muhammad Saw.

Reaksi keras datang dari ummat Islam, dan buntutnya muncul seruan aksi boikot produk Prancis di beberapa negara termasuk Kuwait, Qatar dan Turki.

Dalam ajaran Islam, penghinaan terhadap Rasulullah adalah tindakan extraordinary crime yang konsekuensinya sangat serius. Jika pelakunya adalah seorang Muslim, maka itu artinya dia telah murtad, dan menyebabkan seluruh amal shalihnya sewaktu hidup di dunia hangus, kecuali jika setelah itu dia kembali dan bertaubat. Jika pelakunya adalah seorang non-Muslim, maka kekafirannya berubah status menjadi kafir harbi yang wajib diperangi.

Namun, ketika ummat Islam sedang bereaksi keras terhadap penistaan agama yang dilakukan oleh Macron, tiba-tiba muncul tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang bernama Nadirsyah Hosen dengan pernyataannya yang bikin ummat Islam gregetan.  Sekilas pernyataannya itu tampak menyejukkan, dia mengajak umat muslim di tanah air untuk berpikir jernih dan tidak mudah terprovokasi menanggapi persoalan tersebut. Tapi pernyataannya itu justru menimbulkan kesan membela orang yang secara terang-terangan sedang menghina Nabi Muhammad Sholallahu 'alaihi Wa Sallam.

Nadirsyah Hosen, yang merupakan Dosen hukum di Monash University Australia itu menjelaskan bahwa tidak seorang pun manusia di muka bumi ini yang mengetahui wajah Rasulullah SAW. Sehingga karikatur tersebut jelas tidak ada.

“Tidak ada itu karikatur Nabi. Memangnya tahu wajah Nabi seperti apa? Terus orang lain bikin karikatur dan diklaim itu karikatur Nabi, kalian percaya?” cuit akun twitter @na_dirs milik Nadirsyah Hosen, dikutip Jumat (30/10/2020).

Ada satu hal yang Nadirsyah Hosen lupa atau pura-pura lupa bahwa pembuatan kartun itu dalam rangka melecehkan nabi, bukan dalam rangka lomba seni rupa. Apa Nadirsyah Hosen tidak mengetahui tujuan pembuatan kartun itu atau pura-pura tidak tahu? Udah jelas-jelas kartun itu dibuat untuk melecehkan nabi, kok dia malah fokus ke masalah kemiripan kartun dengan wajah asli nabi.

Kartun itu mirip nabi apa tidak bukan menjadi fokus persoalan, karena tujuan utama pembuatan kartun itu sudah sangat jelas, yaitu untuk melecehkan nabi.

Ketika nabinya dilecehkan, ya sewajarnya marah. Yang tidak wajar itu adalah orang yang membelokkan persoalan seakan-akan si Macron tidak menghina nabi. Ini justru kontradiktif dengan pernyataan si Macron. 

3 comments for "Menjawab Logika Nadirsyah Hosen Tentang Kartun Yang Melecehkan Nabi"

  1. Sepakat mas. Orang-orang liberal memang aneh. Nabi dihina malah santai saja. Giliran organisasinya yang dihina, meradang

    ReplyDelete
  2. Logika orang Liberal memang seperti itu mas. Udah ga heran lagi

    ReplyDelete
  3. Orang munafik selalu mencari 1001 macam cara untuk melakukan pembelaan terhadap para penghina Nabi.

    Ketika Nabinya dihina, komentarnya sok arif menasehati orang yang marah atas penghinaan terhadap nabi.

    Giliran organisasinya dihina, marah-marah dan main lapor polisi. Salah satu korbannya Gus Nur

    ReplyDelete